PT XYZ adalah perusahaan pengembangan perangkat lunak yang memiliki tujuan untuk membantu dalam mengembangkan dan membuat hasil usaha mereka dalam bentuk digital. PT XYZ memiliki produk utama, yaitu ERP software. Pada saat pelaksanaan proyek, PT XYZ mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh change request. Change request dapat terjadi disebabkan oleh permintaan dari client agar menyesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Software change request (SCR) yang tidak diolah dengan baik dapat mengakibatkan pembengkakan biaya, overrun schedule, dan kemungkinannya proyek menjadi gagal. Namun software change request tidak dapat diprediksi kapan dan berapa banyak terjadinya SCR. Oleh sebab itu dilakukannya sebuah sistem simulasi agar dapat memprediksikan durasi dan juga biaya yang diakibatkan oleh SCR untuk proyek – proyek selanjutnya. Pada penelitian ini akan menggabungkan dua sudut pandang yaitu software development supply chain dan agile software development agar mendapatkan strategi dalam menghadapi SCR. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan simulation menggunakan model discrete event simulation dengan menambahkan variabel programmer with scrum experience. Pada penelitian ini didapatkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan dan pembengkakan biaya disebabkan oleh durasi pengerjaan SCR oleh programmer dan quality control terlalu lama dan kemunculan SCR yang tidak dapat terprediksi dengan baik. Oleh sebab itu dilakukannya simulasi dengan kombinasi dari jenis programmer dan jenis client. Berdasarkan kombinasi tersebut, didapatkan sebuah skenario berjumlah 57 skenario. Hasil tersebut akan dijadikan sebagai landasan kepada PT XYZ untuk perencanaan proyek selanjutnya dalam penentuan biaya buffer dan penambahan durasi.