ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan
perilaku yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian, pembicaraan
yang lepas kontrol, dan perilaku yang hiperaktif . Tingkat penderita ADHD di
Indonesia sebenarnya belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan data yang
ada menunjukkan, bahwa sekitar 16 juta anak-anak di Indonesia mengalami masalah
mental, dan salah satunya ADHD. Penderita ADHD seringkali mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan masyarakat yang memerlukan
fokus, keteraturan, dan kontrol diri yang tinggi. Respon penerimaan serta
pemahaman masyarakat mengenai kondisi ini cukup bervariatif, hingga
menimbulkan stigmatisasi negatif dan diskriminasi yang mengakibatkan penurunan
harga diri serta kepercayaan diri penderita ADHD. Berdasarkan permasalahan ini
penulis berniat mengangkat permasalahan ini kedalam karya seni film eksperimental.
Agar masyarakat dapat lebih memahami kembali bagaimana semestinya kita harus
bersikap kepada mereka. Karena dengan adanya dukungan serta pemahaman yang
tepat dari masyarakat, individu dengan ganguan ADHD dapat merasa lebih diterima
dan didukung, sehingga dapat mengoptimalkan potensi serta kualitas hidup mereka
dalam lingkungan bersosial. Melalui karya film eksperimental ini penulis
mengeksplorasi pengalaman pribadi individu dengan ADHD, menyoroti tantangan
yang mereka hadapi, serta potensi kreatif dan keunggulan yang dimiliki.
Kata kunci: ADHD, Film Eksperimental, Diskriminasi, Gangguan Mental