Earnings response coefficient (ERC) menjadi alat ukur penting dalam memahami seberapa besar fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh reaksi pasar terhadap pengumuman laba perusahaan. Penelitian ini secara khusus berfokus pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2018-2023. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana berbagai faktor seperti pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tingkat konservatisme akuntansi, persistensi laba, dan risiko sistematis memengaruhi ERC pada perusahaan-perusahaan tambang.
Hipotesis penelitian ini mengasumsikan bahwa peningkatan pengungkapan CSR, konservatisme, dan persistensi laba akan berkorelasi positif dengan ERC. Sebaliknya, peningkatan risiko sistematis diprediksi akan memiliki hubungan negatif dengan ERC. Dengan kata lain, perusahaan tambang yang lebih transparan dalam praktik CSR, menerapkan prinsip konservatisme yang lebih kuat, memiliki laba yang lebih stabil, dan memiliki risiko bisnis yang lebih rendah cenderung akan mengalami reaksi pasar yang lebih signifikan terhadap pengumuman laba.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data panel untuk menguji hipotesis tersebut. Sampel penelitian dipilih secara purposive dari perusahaan-perusahaan tambang yang terdaftar di BEI dalam periode yang ditentukan. Analisis regresi data panel memungkinkan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel penelitian secara lebih akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara CSRD, konservatisme akuntansi, persistensi laba, dan risiko sistematis dengan ERC. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada variabel-variabel tersebut justru dikaitkan dengan reaksi pasar yang lebih lemah terhadap pengumuman laba di sektor pertambangan.
Kata kunci: earnings response coefficient, pengungkapan corporate social responsibility, konservatisme, earnings persistence, dan risiko sistematis.