Dalam ilmu pemasaran, brand image dinilai sangat penting karena dapat memengaruhi perilaku konsumen, keputusan pembelian, dan loyalitas terhadap merek. Bagaimana sebuah merek menyikapi suatu isu serta gerakan sosial dapat berdampak pada brand image mereka. Di tengah memanasnya genosida yang dilakukan Israel pada Palestina, muncullah gerakan sosial boikot produk pro Israel di kalangan masyarakat global bahkan hingga ke dalam negeri. Dalam menyikapi isu ini, Teratu Beauty menunjukkan keberpihakan mereka pada Palestina dengan konten-konten yang mereka unggah di Instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan menggunakan teori analisis resepsi Stuart Hall di mana audiens menerima dan mengonsumsi suatu pesan secara berbeda karena faktor perbedaan latar belakang maupun pengalaman mereka masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi khalayak terhadap konten-konten Teratu Beauty di tengah maraknya gerakan boikot produk pro Israel. Tiga konten dengan unsur gerakan sosial menjadi unit analisis penelitian dengan total sepuluh informan dan satu informan ahli. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas informan berada pada dominant-hegemonic position, meskipun terdapat dua pernyataan yang lebih mengarah pada negotiated position. Selain itu, tidak ada informan yang berada pada opposite position. Hal ini mengindikasikan bahwa Teratu Beauty berhasil membangun citra positif dan mendapatkan simpati dari audiensnya, terutama dalam konteks dukungan mereka terhadap gerakan boikot produk-produk yang terkait dengan Israel.