Di era kecerdasan buatan yang semakin pesat, interaksi antara manusia dengan mesin telah berkembang menjadi lebih kompleks dan dinamis. ChatGPT, sebagai salah satu bentuk kecerdasan buatan komunikatif, mampu memberikan respons seperti manusia dalam berbagai bahasa dan konteks. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengguna berinteraksi dengan ChatGPT dan bagaimana interaksi ini membentuk hubungan relasional antara manusia dan mesin. Teori Communicative Artificial Intelligence (CAI) digunakan sebagai kerangka teori untuk menganalisis aspek relasional dalam interaksi ini dan menggunakan tiga dimensi konsep afordansi yang untuk menangkap interaksi antara individu dengan ChatGPT. Pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk menggali dan mendapatkan data yang lebih kompleks. Hasil penelitian pada dimensi mediasi menunjukkan bahwa pengguna melihat ChatGPT sebagai alat yang dapat memodifikasi dan bahkan menghasilkan sesuatu melalui interaksi mereka. Pada dimensi materialitas, ChatGPT, sebagai model bahasa kecerdasan buatan, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan teknologi ini sesuai dengan tujuan mereka, dimana ChatGPT tidak hanya memberikan respons informatif, tetapi juga dapat memberikan respons yang lebih personal. Pada dimensi afektif yang berfokus pada aspek emosional, melihat bagaimana pengguan memproyeksikan fantasi dan emosi mereka terhadap ChatGPT. Sehingga interaksi manusia dengan kecerdasan buatan memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari komunikasi antar manusia, dimana interaksi yang terjadi antara manusia dengan mesin dapat bersifat impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal.