Dalam beberapa tahun terakhir, proyek memiliki peran penting dalam memberikan keunggulan pada perusahaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PMI diketahui bahwa organisasi yang memiliki high maturity memiliki manajemen proyek lebih baik dibanding organisasi dengan low maturity. PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan infrastruktur jaringan telekomunikasi di Indonesia. PT. XYZ wilayah Bandung Barat memiliki beberapa produk bisnis yang salah satunya adalah Fiber to the Mobile (FTTM). FTTM merupakan pembangunan fiber optik Node B dengan melakukan pemasangan ODP baru serta seluruh infrastruktur yang dibutuhkan sampai dengan pendistribusian kabel ke BTS (Base Transceiver Station) terdekat. Salah satu proyek FTTM yang sedang berjalan pada wilayah Bandung Barat adalah proyek FIMO BTS 2024. FIMO atau fiber modernisasi adalah pemasangan kabel fiber optik baru dengan tujuan meningkatkan kecepatan jaringan lokasi tersebut. Proyek FIMO BTS pada kuarter pertama 2024 memiliki 21 lokasi. Ditemukan bahwa 38% lokasi dari proyek FIMO BTS 2024 mengalami keterlambatan. Identifikasi masalah menemukan bahwa salah satu faktor keterlambatan adalah tidak adanya evaluasi maturity pada perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang sudah diidentifikasi, dilakukan perancangan roadmap perbaikan proses manajemen proyek menggunakan Kerzner Project Management Maturity Model (KPM3) pada unit SDI di PT. XYZ. Hasil pengukuran tingkat kematangan menggunakan KPM3 menunjukkan bahwa maturity level 1 Common Languages belum tercapai dengan fokus pada knowledge area schedule, quality, dan communication management. Hasil pengukuran kematangan digunakan untuk merancang roadmap perbaikan proses manajemen proyek dengan tujuan meningkatkan kematangan level 1 dan memberikan langkah perbaikan pada level lainnya. Hasil perancangan roadmap perbaikan proses manajemen proyek memiliki empat periode yang terdiri dari knowledge period, standarization period, growth period, dan maturity period.