Saat ini Indonesia, melalui program pemerintah pusat, melakukan percepatan pembangunan negara dengan cara menerapkan konsep smart village, yaitu pendekatan perencanaan berkelanjutan di tingkat desa yang mengedepankan pembangunan berbasis teknologi untuk pembangunan. Konsep smart village mendukung pencapaian sustainable development goals (SDGs) melalui enam pilar utama yang menjadi acuan dalam pelaksanaan smart village, di antaranya smart people; smart living; smart environment; smart government; smart economy, dan smart mobility. Penelitian ini dilakukan di Desa Bengkel yang terletak di Kabupaten Tabanan, Bali yang sudah menunjukkan komitmennya untuk menerapkan konsep smart village terutama pada bidang kesehatan, pendidikan, kreativitas, dan infrastruktur. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan studi literatur, yang bertujuan untuk memberikan solusi dengan adanya perancangan enterprise architecture pada konsep smart village dengan menggunakan framework TOGAF 9.2 yang terdiri dari fase Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application, Technology Architecture, Opportunities and Solution, hingga Migration Planning yang berfokus pada pilar smart people, smart living dan smart mobility. Hasil dari penelitian ini berupa blueprint enterprise architecture dan architecture roadmap yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan lebih lanjut dari smart village di Desa Bengkel. Blueprint ini diharapkan dapat membantu dalam merencanakan dan mengimplementasikan teknologi dan sistem yang mendukung pembangunan desa yang cerdas dan berkelanjutan.
Kata kunci— Smart Village, 6 Pilar, SDGs, Enterprise Architecture, TOGAF ADM 9.2