Pertanian merupakan komoditas utama bagi masyarakat Indonesia dan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan. Namun, sektor ini menghadapi tantangan seperti masalah tanah dan penurunan kesuburan yang menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Pertanian konvensional sering kali mengalami kesulitan dalam pemantauan dan perawatan intensif yang membutuhkan kehadiran langsung di lahan.
Proyek akhir ini bertujuan merancang smart gardening system berbasis internet of things yang diimplementasikan di rooftop Fakultas Ilmu Terapan (FIT), Telkom University dengan luas ± 385 m². Proyek ini merupakan bagian dari riset Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT). Sistem ini menggunakan microcontroller ESP32, RTC, relay, dan pompa untuk sistem penyiraman tanaman. Lalu sistem monitoring lingkungan tanaman menggunakan Microcontroller ESP32 dengan sensor DHT22, MQ135, kelembapan tanah, serta pH tanah. Data yang terkumpul dari sensor-sensor ini dikirimkan ke Firebase untuk ditampilkan secara realtime pada dashboard website monitoring. Selain itu, sistem ini juga menyediakan opsi penyiraman manual melalui kontrol yang tersedia pada dashboard website monitoring tersebut.
Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa
percent error akurasi pengujian sensor adalah 1,1% untuk sensor suhu DHT22, 2,1% untuk sensor MQ135, 2,3% untuk sensor kelembapan tanah, dan 9,3% untuk sensor pH tanah. Serta pengujian
delay didapatkan rata-rata
delay pengiriman data adalah 5 detik. Didapatkan juga hasil pengujian
monitoring tanaman, yang dilakukan setiap 15 menit, dalam jangka waktu selama 2 hari, menunjukkan bahwa rata-rata suhu pada tanaman
strawberry berkisar 27°C, dan suhu akan turun setelah proses penyiraman. Rata-rata kadar CO2 pada tanaman
strawberry berkisar 783 ppm, dan kadar CO
2 di sekitar tanaman
strawberry tersebut akan turun setelah proses penyiraman. Rata-rata kelembapan tanah pada tanaman stroberi berkisar 45,6%, dan nilai kelembapan tanah di sekitar tanaman
strawberry tersebut akan naik setelah proses penyiraman. Rata-rata pH tanah pada tanaman
strawberry berkisar 7,5, dan nilai pH tanah di sekitar tanaman
strawberry tersebut tetap netral setelah proses penyiraman. Dari hasil ini, sistem terbukti berjalan dengan baik dan membantu mengurangi waktu serta tenaga dalam merawat tanaman, memberikan manfaat yang signifikan bagi petani dan lingkungan.