Aksara Sunda adalah salah satu warisan budaya yang terancam punah, dan melalui inovasi teknologi, penelitian ini berusaha melestarikan dan memperkenalkan aksara ini kepada generasi muda, khususnya mahasiswa. Permasalahan utama yang diidentifikasi adalah rendahnya tingkat kemampuan membaca aksara Sunda di kalangan mahasiswa akibat kurangnya metode pembelajaran yang menarik dan media yang memadai. Dengan menggabungkan teknologi dan desain interaktif, aplikasi diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif. Metode GDD diterapkan melalui beberapa tahap, yaitu research, modelling, requirement definition, design framework, design refinement, dan design support. Tahap research melibatkan pengumpulan informasi dan wawancara untuk menentukan kebutuhan pengguna. Hasil dari tahapan tersebut digunakan untuk membentuk persona pengguna dan mendefinisikan kebutuhan aplikasi. Proses desain melibatkan pembuatan wireframe dan prototipe yang diuji untuk memastikan kemudahan penggunaan dan efektivitas pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pembelajaran dapat meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa terhadap Aksara Sunda. Hasil analisis menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan pengguna setelah menggunakan aplikasi pembelajaran aksara Sunda, dengan rata-rata nilai meningkat sekitar 33% dari 60 70 menjadi 80-90 setelah satu minggu penggunaan. Pengujian menggunakan User Experience Questionnaire (UEQ) menunjukkan bahwa aplikasi memiliki nilai tinggi dalam aspek attractiveness (Mean = 1,808), perspicuity (Mean = 2,050), efficiency (Mean = 1,938), dependability (Mean = 1,675), stimulation (Mean = 1,675), dan novelty (Mean = 1,200). Dengan demikian, aplikasi diharapkan dapat menjadi solusi dalam melestarikan budaya Aksara Sunda melalui pendekatan teknologi digital.