Selama periode 2011-2021, ekspor batik Indonesia menurun, menyebabkan fluktuasi data ekspor tekstil nasional. Industri batik yang mencakup berbagai skala usaha, mulai dari besar hingga rumah tangga, mengakibatkan pencemaran tidak hanya di wilayah industri tetapi juga di pemukiman padat. Sumber utama pencemaran adalah limbah cair yang mengandung zat warna sisa pewarna, proses pencucian, dan pembilasan kain batik, serta sisa serat kain, tetesan lilin, dan residu pelarut.
Penggunaan Lean Operation, Eco Product Innovativeness, Kinerja Sosial, Kinerja Hijau, dan Kinerja Bisnis di UMKM Batik Pekalongan belum optimal. Evaluasi diperlukan dengan pendekatan Lean Operation terhadap Kinerja Bisnis dan Kinerja Hijau melalui Eco Product Innovativeness dan Kinerja Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi UMKM Batik Pekalongan terhadap Lean Operation dan kinerja berkelanjutan yang mencakup kinerja hijau, sosial, dan bisnis.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel purposive sampling. Data dikumpulkan melalui survei dengan kuesioner berisi 27 pertanyaan. Sampel terdiri dari 101 orang dari total 527 UMKM Batik di Kota Pekalongan. Analisis dilakukan menggunakan PLS SEM dengan aplikasi SmartPLS 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lean Operation secara langsung berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sosial, Eco Product Innovativeness, Kinerja Hijau, dan Kinerja Bisnis. Namun, Kinerja Sosial dan Eco Product Innovativeness tidak memediasi pengaruh ini.
Saran untuk UMKM Batik Pekalongan terus meningkatkan kinerja bisnis untuk daya saing dan pendapatan dengan inovasi produk, memperluas pasar melalui e-commerce, dan memperbaiki manajemen keuangan, pemasaran, serta sumber daya manusia.
Kata Kunci: Green Supply Chain, Lean operation, Kinerja Bisnis, Kinerja Sosial, Batik Pekalongan, Limbah Batik