Proyek akhir ini akan memaparkan bagaimana hash dari antena microstrip dengan frekuensi 3,5 GHz, lalu akan dibandingkan apabila ground plane antena tersebut diberi DGS. Proyek akhir ini juga akan menampilkan antena mana yang lebih balk untuk digunakan dalam aplikasi 5G. 5G adalah teknologi komunikasi nirkabel yang memiliki tiga segmentasi frekuensi, frekuensi paling bawah pada umumnya memiliki frekuensi dibawah 1 GHz. Frekuensi tengah memiliki frekuensi 2-6 GHz dan frekuensi paling alas memiliki frekuensi sebesar diatas 6 GHz. Seriap frekuensi ini memiliki kanal bandwidth yang berbeda-beds, kanal bandwidth ini bisa menjadi acuan suatu antena layak untuk digunakan untuk kebutuhan 5G atau lidak. Untuk frekuensi paling bawah, kanal frekuensi yang digunakan sebesar 5-40 MHz, frekuensi tengah kanal frekuensinya sebesar lebih dari 100 MHz, dan frekuensi alas banal frekuensinya sebesar lebih atau sama dengan 2 GHz. Proyek akhir ini akan menggunakan frekuensi 3,5 GHz yang artinya frekuensi yang harus dicapai harus lebih dari 100 MHz. Antena mikrostrip akan dirancang dengan metode DGS dan lanpa DGS dengan bahan untuk patch, pencatu daya dan feedline adalah tembaga dan bahan substrat adalah FR-4 dengan konstanta dielektrik 4,4 dan tebalnya 1,6 mm. Simulasi akan dilakukan dengan software CST Studio Suites 2024. Hasil simulasi antena tanpa DGS didapatkan return loss sebesar -19,680 dB dengan rentang frekuensi 3,5-3,7 GHz, hasil VSWR 1,2, hasil gain 6,555 dBi, dan lebar frekuensi sebesar 243 MHz. Sementara hasil simulasi dengan menggunakan DGS dengan model 1 didapatkan nilai gain sebesar 6,574 dBi yang bekerja pada frekuensi 3,3-3,6 dengan hasil lebar bandwidth 268 MHz dan nilai VSWR 1 dengan return loss sebesar -26,867 dB. hasil simulasi Antena dengan DGS model 2 didapatkan nilai gain sebesar 6,543 dBi yang bekerja pada frekuensi 3,3-3,7 GHz dengan Iebar bandwidth sebesar 324 MHz dengan nilai return loss sebesar -23,015 dB dan VSWR sebesar 1,1. Dapat dilihat dari hasil simulasi, antena dengan DGS terbukti dapat mempengaruhi kinerja dari antena itu sendiri. Perubahan kinerja antena menjadi lebih balk harus disertai dengan proses optimasi sehingga akan didapatkan nilai yang optimal pada parameter antenanya. Ketiga model antena yang telah disimulasikan pada dasarnya dapat digunakan untuk aplikasi 5G, tapi antena dengan DGS model 2 dinilai lebih balk karma memiliki lebar bandwidth yang besar.