Penggunaan pewarna alami dalam industri tekstil mengalami kebangkitan seiring dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap lingkungan dan tren global seperti go back nature, slow fashion, dan go green. Pewarna alami, yang berasal dari berbagai bagian tumbuhan seperti akar, biji, kulit, daun, batang, dan bunga, menawarkan solusi berkelanjutan dan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada pewarna sintetis. Salah satu bunga yang berpotensi sebagai zat pewarna alami adalah bunga Krisan (Chrysanthemum). Krisan merupakan bunga subtropis yang memiliki keunggulan salah satunya kesegaran relatif lama. Penelitian pewarnaan alami pada bunga Krisan masih jarang dilakukan sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi bunga Krisan sebagai pewarna alami pada material tekstil. Ekstraksi bunga Krisan menghasilkan warna merah tua dan fiksasi menggunakan mordan tunjung menghasilkan warna pada kain yaitu hijau tua. Dengan menggunakan teknik shibori, dilakukan eksperimen menggabungkan beberapa jenis motif dari teknik shibori sehingga menghasilkan kombinasi motif yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga Krisan memiliki potensi dalam pewarna alami yang dapat diterapkan pada industri tekstil. Penggunaan bunga Krisan sebagai pewarna alami tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan tetapi juga dapat menambah nilai ekonomi dan estetik dalam produksi tekstil. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pewarna alami dan diharapkan dapat mendorong lebih banyak industri tekstil untuk beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan.