Proyeksi peningkatan jumlah menara telekomunikasi di Indonesia sebesar 100% pada tahun 2026 mencerminkan pertumbuhan pesat dalam sektor infrastruktur telekomunikasi, didorong oleh permintaan data yang meningkat dan adopsi teknologi 5G. Di kawasan Asia-Pasific, permintaan yang serupa menunjukkan peluang besar untuk pengembangan industri ini. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) adalah salah satu perusahaan yang unggul dalam industri infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia. Dengan visi menjadi "Digital InfraCo #1" di pasar Asia-Pasifik (APAC), Mitratel terus berusaha memperkuat posisinya meskipun persaingan ketat dari perusahaan-perusahaan besar seperti China Tower, Indus Towers, dan GTL Infrastructure. Meskipun memiliki keunggulan dalam hal konektivitas dan jumlah menara yang mencapai 35.418 pada Desember 2022, Mitratel berupaya untuk mencapai posisi terdepan di tingkat regional APAC.
Penelitian ini melakukan analisis efisiensi di dalam industri infrastruktur telekomunikasi menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), yang berdasarkan studi literatur penelitian sebelumnya, efektif dalam mengukur efisiensi unit organisasi di berbagai bidang. DEA akan digunakan untuk membandingkan efisiensi Mitratel dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk di tingkat nasional serta China Tower dan Indus Towers di tingkat APAC. Variabel input yang digunakan meliputi current assets, non-current assets, current liabilitites, non-current liabilities, CAPEX, number of towers, dan operating expenses. Sementara itu, variabel output meliputi total revenue, EBITDA, dan number of tenants. Data diambil dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lima tahun pengamatan, Mitratel berhasil mencapai efisiensi penuh pada hampir seluruh tahun pengamatan, dengan hasil tingkat efisiensi yang tinggi sebanding dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Sementara itu, tingkat efisiensi tahunan untuk Indus Towers dan China Tower cukup fluktuatif, meskipun tetap berada pada nilai yang tinggi. Analisis tren dan koefisien Pearson Correlation antara rata-rata efisiensi dengan variabel input/output menunjukkan bahwa variabel current assets, non-current liabilities, dan CAPEX memberikan pengaruh signifikan terhadap efisiensi Mitratel dengan korelasi negatif, sementara variabel current liabilities memberikan cukup pengaruh dengan korelasi positif. Berdasarkan analisis ini, perbaikan variabel yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan keunggulan Mitratel adalah dengan mengendalikan current assets (aset lancar), non-current liabilities (kewajiban tidak lancar), dan CAPEX (belanja modal), serta mempertimbangkan peningkatan current liabilities (kewajiban lancar).
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) untuk menganalisis variabel yang dibutuhkan guna meningkatkan efisiensi perusahaannya dengan membandingkannya dengan kompetitor. Melalui analisis efisiensi dan Pearson Correlation, serta rekomendasi dari hasil benchmark dengan kompetitornya, penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan menara secara optimal, mempertimbangkan aspek ekonomi, daya beli tenants (penyewa), serta potensi market di daerah. Dengan mempertimbangkan strategi-strategi tersebut, Mitratel dapat mempertahankan keunggulannya di tingkat nasional dan mencapai visinya menjadi nomor 1 di pasar APAC.