Penelitian ini menyelidiki dampak refaktor dari arsitektur monolitik ke microservices terhadap waktu respons aplikasi. Arsitektur monolitik, yang awalnya dipilih karena kemudahan pengembangan, menghadapi tantangan skalabilitas seiring pertumbuhan aplikasi. Microservices menawarkan solusi dengan memungkinkan deployment layanan independen dan peningkatan skalabilitas. Penelitian ini menggunakan metodologi Meta-Data Aided (MDA) dan Static Code Analysis (SCA) untuk memfasilitasi proses refaktor pada proyek inventory-application dari GitHub. Proses refaktor melibatkan dekomposisi aplikasi, mengkontainerisasi dengan Docker, dan evaluasi kinerja menggunakan JMeter. Hasil menunjukkan bahwa microservices secara signifikan mengurangi waktu respons, terutama dalam tugas yang melibatkan interaksi API. Meskipun microservices meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas, mereka memerlukan pengelolaan komunikasi layanan yang cermat. Penelitian ini meningkatkan pemahaman tentang manfaat microservices dan menawarkan panduan praktis bagi pengembang yang mempertimbangkan refaktor.