KPSBU Lembang mengalami kenaikan permintaan susu sapi olahan yaitu susu pasteurisasi dan yoghurt, namun KPSBU Lembang tidak bisa memenuhi kenaikan permintaan tersebut sehingga mengalami lost sales. Hal tersebut menginterpretasikan bahwa KPSBU Lembang belum siap untuk memenuhi peluang kenaikan susu sapi olahan tersebut. Hal ini dikarenakan KPSBU Lembang tidak pernah memikirkan kemungkinan peningkatan permintaan sehingga menimbulkan risiko kehilangan peluang pendapatan. KPSBU Lembang ingin memenuhi peningkatan permintaan susu sapi olahan, namun menyadari bahwa pertumbuhan ini dapat mendorong praktik yang tidak berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang mitigasi risiko rantai pasok susu sapi olahan untuk mencapai berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah house of risk dengan menggunakan pendekatan supply chain operation reference dan aspek keberlanjutan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan kuisioner. Penilaian risiko dan penyusunan risiko melibatkan ahli pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi 29 kejadian risiko (risk event). Terdapat 17 kejadian risiko (risk event) yang teridentifikasi menggunakan model SCOR dan terdapat 12 kejadian risiko (risk event) yang teridentifikasi menggunakan aspek keberlanjutan. Kejadian risiko (risk event) tersebut berasal dari sumber risiko (risk agent) yang teridentifikasi sebanyak 32 sumber risiko (risk agent). Terdapat 18 sumber risiko (risk agent) yang teridentifikasi menggunakan model SCOR dan terdapat 14 sumber risiko (risk agent) yang teridentifikasi menggunakan aspek keberlanjutan. Berdasarkan hasil penyusunan aksi mitigasi risiko (preventive action), didapatkan 18 aksi mitigasi risiko (preventive action) untuk mencapai keberlanjutan.