Keamanan siber menjadi isu krusial di era digital, terutama bagi Indonesia yang menghadapi berbagai ancaman siber seperti ransomware dan trojan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi parameter kunci untuk mengukur tingkat kematangan keamanan siber organisasi dengan menggunakan Best-Worst Method (BWM) sebagai metode evaluasi. Pendekatan ini mengintegrasikan berbagai framework seperti COBIT 2019, NIST Cybersecurity Framework (CSF), MITRE ATT&CK, dan lainnya, untuk menciptakan alat penilaian kesiapan keamanan siber yang menyeluruh. Framework yang dikembangkan dalam penelitian ini mencakup empat aspek utama, yaitu Data security, Application and endpoint security, Network and perimeter security, serta Human layer. Melalui evaluasi berbasis BWM, framework ini memberikan panduan strategis untuk meningkatkan kesiapan keamanan siber organisasi. Hal ini menunjukkan framework yang diusulkan mampu memberikan panduan strategis dalam meningkatkan kesiapan keamanan siber organisasi. Hasil penelitian ini berkontribusi pada pengembangan langkah mitigasi proaktif dan peningkatan manajemen risiko keamanan siber di berbagai industri. Diharapkan framework kesiapan keamanan siber ini mampu menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengidentifikasi celah keamanan, menentukan prioritas mitigasi, dan merancang strategi yang efektif untuk menghadapi ancaman siber. Framework ini juga diharapkan dapat diadaptasi secara fleksibel oleh berbagai sektor, termasuk pemerintahan, layanan kesehatan, pendidikan, dan industri keuangan, yang memiliki kebutuhan keamanan siber yang beragam.
Kata Kunci - Keamanan Siber, Tingkat Kematangan, Best-Worst Method, Framework Terintegrasi