Penelitian ini fokus pada bagaimana Suku Sunda dan Suku Batak menginterpretasikan makna kemanusiaan pada konflik Israel Palestina. Adanya perbedaan nilai-nilai sosial dan budaya yang dianut masing-masing suku berpengaruh terhadap pembentukan interpretasi yang dimiliki dalam memaknai kemanusiaan pada konflik ini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan fenomenologi interpretatif Heidegger, yang memungkinkan peneliti untuk menggali makna dan pemahaman masing-masing suku terhadap isu kemanusiaan dalam konteks konflik tersebut. Data yang diperoleh dari hasil wawancara terlebih dahulu dianalisis menggunakan tahapan koding fenomenologis untuk mengidentifikasi tema utama yang nantinya berguna untuk membangun narasi interpretatif. Ada enam tema yang diidentifikasi melalui proses analisis yaitu Hak Asasi Manusia, peran organisasi internasional, peran media global, upaya perdamaian, empati masyarakat global, dan peran masyarakat global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada interpretasi yang dimiliki Suku Sunda dan Suku Batak dalam memahami konflik Israel-Palestina.