Pesan instan telah menjadi media pendukung pembelajaran individu yang digunakan oleh mahasiswa Telkom University Purwokerto. Tiga pesan instan yang sering digunakan oleh mahasiswa Telkom University Purwokerto adalah WhatsApp, Telegram, dan Discord. Menurut data survei yang dirilis We Are Social, pengguna aktif Telegram di Indonesia cukup besar. Namun pemanfaatan Telegram terutama pada grup chat untuk mendukung pembelajaran individu tergolong rendah disebabkan oleh kurangnya atmosfer kolaborasi serta dukungan antar anggota grup, selain itu banyak anggota yang membahas topik non-pendidikan seperti berita bohong. Pengguna menilai grup chat Telegram untuk mendukung pembelajaran individu tidak responsif karena jumlah anggotanya yang banyak. Telegram menjadi wadah penyebaran informasi negatif seperti ujaran kebencian, SARA, kekerasan verbal, dan perundungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Telegram dalam komunitas virtual di Telkom University Purwokerto. Variabel yang digunakan adalah Information Quality, System Quality, Trust in Members, Sosial Usefulness, Satisfaction, dan Emotional Connection menggunakan metode Information Systems Success Model DeLone and McLean. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa aktif Telkom University Purwokerto dengan hasil akhir 381 responden. Data dianalisis menggunakan tools SmartPLS dengan model pengukuran outer model dan inner model. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Telegram dalam komunitas virtual di Telkom University Purwokerto terdiri dari Kualitas Sistem, Kepercayaan, Kegunaan sosial, dan Hubungan Emosional memoderasi secara negatif dampak (a) kualitas informasi, (b) kualitas sistem, (c) kepercayaan pada anggota dan (d) kegunaan sosial terhadap kepuasan mahasiswa pada grup Telegram.
Kata kunci: Telegram, Loyalitas, Komunitas Virtual, IS Success Model DeLone and McLean.