Masih belum dapat dipastikan apakah konsumen yang mengaku bersedia untuk membuat pilihan makanan yang lebih bertanggung jawab pada akhirnya akan menerjemahkan inisiatif ini ke dalam perilaku yang sebenarnya. Pemahaman yang menyeluruh tentang perilaku individu penting dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membuang makanan. Penelitian ini mengeksplorasi niat dan perilaku aktual konsumen muda di Kabupaten Banyumas dengan mengintegrasikan Theory of Planned Behavior (TPB) serta faktor kebiasaan dan emosi yang diantisipasi. Survei dilakukan terhadap 400 individu berusia 15-34 Tahun, dan data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan berpengaruh positif terhadap niat untuk mengurangi pemborosan makanan. Namun, niat tersebut tidak selalu tercermin dalam perilaku aktual, mengindikasikan adanya intention–behaviour gap. Kebiasaan sebagai pola perilaku otomatis menjadi penghambat dalam merealisasikan niat tersebut. Emosi yang diantisipasi, seperti rasa bersalah atau kebanggaan, juga memengaruhi keputusan konsumen, tetapi tidak memoderasi hubungan antara niat dan perilaku. Temuan ini menyoroti perlunya strategi yang lebih efektif untuk mengidentifikasi kesenjangan niat dan perilaku dalam pengelolaan sampah makanan.
Kata Kunci : Sampah Makanan; Kesenjangan Niat dan Perilaku; TPB; Kebiasaan; Emosi Yang Diantisipasi