Film eksperimental inner light mengeksplorasi konsep inner child melalui pengungkapan emosional yang mendalam. Dengan fokus pada sebuah transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Film eksperimental inner light menyajikan visual dalam aspek rasio 1:1 dipadukan dengan filter hitam putih untuk menciptakan suasana nostalgia. Tujuannya adalah mengajak penonton untuk mengenang momen-momen kecil yang sering terlupakan, sekaligus menunjukkan bagaimana dampak pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak. Karakter dalam film ini terbagi menjadi dua, yaitu karakter dewasa berusia 21 tahun dan anak kecil berusia 9 tahun. Melalui narasi ini, inner light menyoroti bagaimana pengalaman di masa lalu dalam membentuk identitas dan emosi setiap individu. Penulis ingin merubah perspektif umum mengenai inner child bahwa meskipun terdapat luka, terdapat pula banyak kebahagiaan kecil yang mungkin terlupakan. Kesadaran terhadap inner child diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan diri. Dengan demikian, inner light diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai dampak pengalaman masa lalu terhadap kesehatan mental dan pengembangan diri.
Kata Kunci :
Inner Child, Film Eksperimental, Emosi, Nostalgia, Pengembangan Diri.