Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keberagaman budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dengan masing-masing daerah memiliki tradisi dan nilai-nilai khas yang dijaga secara turun-temurun. Salah satu tradisi lokal yang masih dilestarikan hingga kini adalah Pasar Bahulak, sebuah pasar tradisional di Desa Karungan, Sragen, Jawa Tengah, yang mempertahankan penggunaan koin batok sebagai alat tukar. Di tengah arus modernisasi dan akulturasi budaya, masyarakat tetap menjaga tradisi ini yang mencerminkan komunikasi budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bentuk komunikasi budaya seperti konteks tinggi meliputi pesan implisit, komunikasi tidak langsung, komunikasi nonverbal, dan pemahaman bersama (mutual understanding), Konteks Rendah meliputi Eksplisit dan verbal serta interaksi simbolik yang terjadi pada masyarakat di Pasar Bahulak khususnya pada tradisi koin batok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan paradigma interpretivisme. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi budaya yang terjadi di Pasar Bahulak mencakup penggunaan simbol-simbol budaya (seperti koin batok, baju surjan, kembang kanthil dan blangkon), praktik unggah-ungguh, serta interaksi sosial berbasis nilai-nilai kearifan lokal. Proses komunikasi berlangsung tidak hanya secara eksplisit melalui penjelasan verbal, tetapi juga secara implisit melalui bahasa tubuh, kebiasaan, dan suasana sosial. Interaksi tersebut membentuk pemahaman kolektif, mempererat relasi sosial, serta menciptakan kesepahaman tanpa perlu ekspresi verbal yang eksplisit. Simbol- simbol yang ada tidak hanya berfungsi praktis, melainkan dimaknai ulang oleh individu dalam konteks pengalaman sosial masing-masing.Kesimpulannya, Pasar Bahulak menjadi representasi nyata dari praktik komunikasi budaya dalam masyarakat Jawa dan berkontribusi terhadap pelestarian nilai- nilai budaya lokal melalui interaksi simbolik. Kata kunci : Komunikasi budaya, kearifan lokal, interaksi simbolik, pasar bahulak