Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, khususnya di Kota Bandung, menunjukkan tren yang signifikan dengan lonjakan jumlah kasus dan kematian setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial-temporal persebaran kasus DBD di Kota Bandung selama periode 2020 (Januari-Desember) – 2025 (Januari-Maret) secara kuantitatif dan kualitatif, serta mengevaluasi pengaruh faktor usia, jenis kelamin, lokasi tempat tinggal, dan waktu terdiagnosis terhadap jumlah kasus DBD. Metode yang digunakan adalah Geographically and Temporally Weighted Regression (GTWR) untuk mengidentifikasi hubungan antarvariabel dengan mempertimbangkan variasi spasial dan temporal. Hasil analisis menunjukkan bahwa model GTWR memiliki performa terbaik dibandingkan model OLS dan GWR, dengan nilai R² sebesar 0,7706, RMSE sebesar 15,9263, dan AIC sebesar 118,7189 . Secara kualitatif, pola persebaran kasus DBD menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi di kecamatan dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti Kiaracondong dan Antapani. Secara kuantitatif, analisis mengungkapkan bahwa wilayah-wilayah tersebut pada tahun 2024 mencatatkan lebih dari 200 kasus DBD penduduk, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Temuan ini menunjukkan bahwa kedua kecamatan ini memiliki risiko tinggi terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB), yang menjadi dasar untuk perencanaan intervensi preventif yang lebih tepat sasaran di masa depan untuk penelitian lanjutan.
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Geographically and Temporally Weighted Regression, Kota Bandung, Propagation Pattern, Spasial Temporal.