Keselamatan berkendara merupakan aspek krusial dalam transportasi, di mana
kondisi ban memegang peranan vital dalam menjamin stabilitas kendaraan dan
efektivitas pengereman. Data menunjukkan bahwa sekitar 40% cacat kendaraan
berkaitan langsung dengan kondisi ban, dan keausan berlebih menjadi penyebab
dominan kegagalan manuver, terutama dalam situasi darurat. Ketebalan ban yang
berada di bawah ambang batas keamanan berkontribusi terhadap meningkatnya
risiko kecelakaan fatal akibat hilangnya traksi dan potensi selip. Berdasarkan alasan
tersebut, dibutuhkan sistem pemantauan kondisi ban yang mampu bekerja secara
otomatis, akurat, dan non-destruktif.
Sebagai usulan solusi, penelitian ini mengembangkan sistem deteksi ketebalan ban
kendaraan menggunakan sensor LiDAR (Light Detection and Ranging) yang dipasang
pada bagian dalam spakbor. LiDAR dipilih karena kemampuannya dalam mengukur
jarak dengan presisi tinggi, sehingga memungkinkan penghitungan keausan ban
secara real-time tanpa kontak langsung.
Metode yang digunakan meliputi proses akuisisi data dari sensor LiDAR, pemrosesan
sinyal menggunakan mikrokontroler ESP32, serta penyajian informasi ketebalan ban
pada layar OLED. Selain itu, jalur instalasi kabel diatur secara strategis melalui celah
spakbor, ruang mesin, dan dashboard untuk menjaga keamanan serta estetika
kendaraan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu mendeteksi perbedaan
ketebalan ban dengan akurasi yang konsisten dalam berbagai kondisi, serta
memberikan peringatan ketika ketebalan mendekati ambang batas minimum.
Dengan demikian, integrasi teknologi LiDAR pada kendaraan dapat menjadi
pendekatan inovatif dalam meningkatkan sistem keselamatan dan pencegahan
kecelakaan akibat kondisi ban yang tidak layak jalan.