Seiring meningkatnya permintaan konektivitas internet yang andal di Indonesia ,
kualitas infrastruktur seperti kabel dropcore menjadi faktor krusial yang menentukan
pengalaman pelanggan. Pada sebuah studi kasus di salah satu operator
telekomunikasi, tengah dilakukan pengimplementasian kabel dropcore baru
G.657A2 3SL pada setiap instalasi pelanggan baru, yang dilengkapi tiga kawat baja
(seling) untuk perlindungan struktural tambahan. Langkah ini menggantikan kabel
lama standar G.657A1 2SL yang hanya memiliki dua lapisan penguat. Kajian awal
pada jaringan FTTH di lokasi penelitian mengidentifikasi segmen dropcore sebagai
titik kritis, yang menyumbang 67% dari total tiket gangguan pelanggan (Q) pada awal
periode observasi. Penelitian ini efektivitas peralihan ini dengan membandingkan
performa redaman kedua kabel dan dampaknya secara langsung terhadap
penurunan tiket gangguan. Metodologi penelitian mengintegrasikan tiga pendekatan
yaitu pengukuran redaman aktual ODP-ONT menggunakan, Optical Power Meter
(OPM), simulasi Power Link Budget (PLB), dan pemantauan stabilitas sinyal selama
30 hari melalui dasbor ACSIS. Seluruh data teknis dan operasional diolah dan
dianalisis menggunakan tool bantu yang dikembangkan khusus dengan Visual Basic
for Applications (VBA) untuk memastikan akurasi dan efisiensi.
Hasil analisis membuktikan dampak operasional yang signifikan, dengan
tercapainya penurunan tiket gangguan yang disebabkan oleh dropcore sebesar
25,2%. Keberhasilan ini didasari oleh keunggulan teknis kabel G.657A2 3SL yang
terukur secara konsisten. Rata-rata redaman aktual pada kabel 3SL tercatat hanya
0,80 dB, jauh lebih superior dibandingkan kabel 2SL yang mencapai 2,17 dB pada
bentang 50 meter. Dari sisi keandalan, kabel 3SL menunjukkan stabilitas lebih tinggi,
dengan tingkat potensi gangguan hanya 14,9% dibandingkan 18,3% pada kabel lama.
Kabel G.657A2 3SL secara konsisten menunjukkan kemampuannya dalam menjaga
stabilitas sinyal dari degradasi operasional normal. Namun, temuan menunjukkan
bahwa ketahanan superior ini memiliki batasan pada situasi yang melibatkan
kerusakan fisik ekstrem pasca-instalasi. Lebih lanjut, penelitian mengungkap bahwa
faktor arsitektur jaringan, terutama penggunaan splitter dengan rasio pembagian
tinggi, memiliki kontribusi redaman yang lebih dominan dibandingkan panjang kabel
itu sendiri.
Kata Kunci: Kabel Dropcore, Redaman, G.657, Power Link Budget, Tiket Gangguan
Pelanggan, VBA (Visual Basic Application)