Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh usia perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, dan current ratio terhadap financial distress pada perusahaan sub-sektor ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2024. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada meningkatnya jumlah kasus financial distress di sektor ritel, yang ditandai dengan penutupan beberapa gerai oleh perusahaan besar seperti PT Matahari Department Store Tbk., Transmart, dan Alfamart. Tekanan keuangan yang disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen, meningkatnya biaya operasional, dan persaingan yang ketat dengan platform digital menyoroti pentingnya menganalisis faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan financial distress, khususnya pada perusahaan ritel di Indonesia. Teori sinyal digunakan sebagai landasan teoritis untuk menjelaskan bagaimana indikator keuangan dapat menjadi sinyal bagi investor dan kreditor dalam menilai risiko keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh 31 perusahaan ritel sebagai objek penelitian selama periode lima tahun. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan dan dianalisis menggunakan regresi data panel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress yang diukur menggunakan Altman Z-Score, sedangkan variabel independennya meliputi usia perusahaan, ukuran perusahaan (logaritma total aset), leverage (rasio utang terhadap aset), pertumbuhan penjualan, dan current ratio.