Jawa Barat sebagai bagian dari Indonesia termasuk dalam kawasan Ring of Fire, area di mana sejumlah besar gempa bumi dan letusan gunung berapi terjadi di cekungan Samudra Pasifik. Menurut (BPS,2023) Jawa barat menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan jumlah bencana alam terbanyak di tahun 2023 mencapai 844 kejadian. Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan dan kematian hingga 3.314.997 orang secara langsung dan tidak langsung. Sesuai dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 12 Tahun 2014 bahwa lembaga usaha memiliki peran yang cukup strategis dalam mendukung penanggulangan bencana. Lembaga usaha yang dimaksudkan adalah badan hukum yang dapat berbentuk badan usaha milik negara, badan usaha miliki daerah, koperasi, atau swasta yang didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjalankan jenis usaha tetap dan terus-menerus yang bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun dari kondisi existing pada BPBD Provinsi Jawa Barat dari data kemitraan yang terjalin dengan BPBD Provinsi Jawa Barat tahun 2024, yang diperoleh melalui penunjukan langsung dari e-katalog dan selama proses pemilihan mitra BPBD Provinsi Jawa Barat belum memiliki acuan secara sistematis dan terstruktur dalam proses pemilihan mitra. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan kriteria pemilihan dalam pelaksanaan pemilihan lembaga usaha sebagai mitra BPBD Provinsi Jawa Barat dengan pendekatan berbasis kebutuhan. Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memprioritaskan faktor keberhasilan kritis, dengan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam penilaian para ahli dengan mengkonversi data linguistic menjadi skala fuzzy. Pendekatan ini membantu dalam memberikan bobot prioritas yang lebih akurat terhadap kriteria dan sub kriteria yang akan dinilai. Setiap kriteria dan sub-kriteria yang disusun ke dalam struktur hierarki berdasarkan tinjauan literature dan menyesuaikan dengan kebutuhan dari BPBD Provinsi Jawa Barat melalui hasil wawancara. Lalu pengambilan data diperoleh melalui kuesioner kepada pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan di BPBD Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bobot perangkingan dari kriteria yang menunjukkan kriteria organisasi menjadi urutan pertama dengan bobot persentase 47% hal ini karena menyangkut dengan kapabilitas calon mitra dan kejelasan struktur organisasi. Lalu hasil bobot global sub-kriteria operasional sebagai posisi pertama, sub-kriteria yang memiliki nilai bobot terbesar yaitu dari kualitas dengan persentase nilai bobot 35%, hal ini menunjukkan bahwa jaminan kualitas dan standar layanan yang diberikan oleh mitra sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dalam menangani bencana. Selanjutnya pada kriteria organisasi memiliki nilai sub-kriteria dengan bobot paling besar yaitu kepatuhan regulasi dengan nilai 44%. Dan pada kriteria geografis sub-kriteria yang memiliki nilai bobot terbesar yaitu aksesibilitas infrastruktur dengan nilai bobot 74%. Verifikasi hasil adalah untuk memastikan bahwa data yang diolah valid serta dapat diandalkan, dan bahwa hasil dari bobot prioritas yang dihasilkan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Verifikasi fuzzy AHP akan dilakukan dengan melakukan uji konsistensi terhadap semua matriks perbandingan berpasangan dari setiap responden yang memiliki data lebih dari dua pembanding. Dalam pengujian konsistensi dianggap konsisten jika consistency ratio 0,1. Kemudian dilakukan validasi hasil dari stakeholder BPBD Provinsi Jawa Barat, dari hasil validasi dengan pengambil keputusan menunjukkan secara umum sudah menunjukkan bahwa struktur dapat menjangkau sesuai dengan kebutuhan utama, meskipun secara operasional masih diperlukan pendekatan praktik lanjutan agar dapat diterapkan, dan lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Usulan kriteria dapat diteliti dan dikembangkan lebih lanjut dengan memperluas cakupan responden dari calon mitra lembaga usaha, serta dapat menggunakan metode pengambilan keputusan lainnya sehingga mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Penelitian ini hanya memberikan usulan kriteria dalam menjalin kemitraan sehingga untuk penelitian lanjutan hasil pembobotan setiap kriteria dan sub-kriteria dapat dikembangkan lebih lanjut seperti dilakukan perancangan sistem berbasis dashboard untuk pemilihan penyedia ke depannya.