Sistem irigasi manual pada budidaya brokoli sering menghadapi kendala seperti ketidaktepatan waktu penyiraman, kelebihan atau kekurangan air, serta sulitnya pemantauan kondisi lahan secara real-time. Permasalahan ini berdampak pada pertumbuhan tanaman yang tidak optimal dan pemborosan sumber daya air. Untuk mengatasi hal tersebut, dikembangkan Sistem Irigasi Otomatis Berbasis Sensor Lingkungan dengan teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengatur penyiraman sesuai kondisi aktual lahan. Sistem ini memanfaatkan mikrokontroler ESP32 sebagai pusat kendali, dua sensor kelembapan tanah untuk memantau tingkat kelembapan, satu sensor pH tanah, serta satu sensor pH air untuk memeriksa kualitas air irigasi. Data sensor dikirim secara real-time ke Firebase Realtime Database, yang kemudian diakses melalui aplikasi Android untuk menampilkan kondisi lahan dan mengatur penyiraman otomatis maupun manual. Mekanisme otomatisasi diatur dengan batas kelembapan tertentu, di mana katup selenoid akan aktif ketika sensor kelembapan tanah berada di 39% hingga diatas 40% dan jika di atas itu akan mati. Sistem juga mencatat log penyiraman dan mendukung kontrol manual dari aplikasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu menyesuaikan durasi dan frekuensi penyiraman berdasarkan data lingkungan, sehingga lebih efisien dibanding metode manual. Aplikasi Mobile memudahkan petani dalam memantau kondisi lahan dan mengontrol penyiraman dari jarak jauh. Dengan arsitektur yang modular dan performa yang stabil, sistem ini dinilai layak untuk diterapkan pada skala pertanian brokoli yang lebih luas sebagai bagian dari penerapan pertanian presisi.