Sexting yaitu pertukaran konten dan pesan seksual dalam bentuk teks, foto,video dan pesan suara romantis menjadi hal yang umum dilakukan oleh pasangan dewasa muda yang menjalani hubungan romantis melalui aplikasi instant messaging. Sexting sering kali menjadi bentuk ekspresi rasa kasih sayang pasangan serta mempererat hubungan agar lebih intim. Dalam hubungan romantis sering ditemukan laki-laki berperan besar dalam aktifitas sexting di sebuah hubungan romantis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap motif yang mendorong laki-laki dewasa muda sebagai pelaku sexting dalam hubungan romantis. Untuk mengungkap motif pelaku, penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan teori Kebutuhan Abraham Maslow serta pendekatan fenomenologi Alfred Schutz serta wawancara mendalam untuk menganalisis lebih dalam apa yang menjadi faktor pendorong yang dilakukan oleh laki-laki dewasa muda pelaku sexting dalam hubungan romantis serta sebab “because motive” dan motif tujuan ”in-order to motive” pelaku melakukan sexting dalam hubungan romantis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan fisiologis (seksual) adalah motif utama dan universal yang mendorong partisipasi dalam sexting, berfungsi sebagai saluran langsung untuk pemenuhan hasrat atau sebagai pengganti aktivitas seksual fisik, terutama dalam hubungan jarak jauh. Selain itu, sexting secara signifikan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan cinta dan memiliki, mempererat keintiman, meningkatkan keterbukaan, dan membangun rasa koneksi emosional antara pasangan. Sexting juga memenuhi kebutuhan harga diri melalui kepuasan dan validasi yang diterima dari respons pasangan, serta memfasilitasi aktualisasi diri melalui eksplorasi preferensi dan ekspresi intim.
Kata Kunci : sexting, dewasa muda, hubungan romantis, Teori Kebutuhan, fenomenologi Alfred Schutz