Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh pelatih profesional dalam mengatasi hambatan yang terjadi di dalam tim, serta mengeksplorasi bentuk komunikasi verbal dan non-verbal yang diaplikasikan kepada para pemain amatir. Klub sepak bola Riverside Forest dipilih sebagai subjek penelitian karena memiliki keunikan ideologi, yakni sebagai klub yang mengusung semangat punk football, sebuah pendekatan alternatif dalam dunia sepak bola yang menekankan nilai-nilai seperti egalitarianisme, kesetaraan, anti-hierarki, serta mendukung kebebasan berekspresi dan hak-hak individu. Keunikan ini menciptakan dinamika komunikasi tersendiri, karena klub ini mempertemukan dua identitas berbeda—pelatih profesional dengan pengalaman formal dan pemain amatir yang datang dari latar belakang komunitas. Perbedaan identitas ini memungkinkan terjadinya perbedaan cara pandang dalam memaknai komunikasi di dalam tim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan berlandaskan paradigma konstruktivis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif selama proses latihan dan pertandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang berlangsung dalam klub Riverside Forest bersifat terbuka, cair, dan dua arah. Pelatih menyesuaikan cara berkomunikasi dengan mencampurkan bahasa lokal dan bahasa gaul, sebagai bentuk adaptasi terhadap latar belakang pemain. Komunikasi verbal dan non-verbal digunakan secara fleksibel, bergantung pada konteks situasi dan karakter masing-masing individu dalam tim.