Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang pesat, salah satunya terlihat dari peningkatan kebutuhan akan infrastruktur menara telekomunikasi. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) sebagai anak perusahaan PT Telkom Indonesia, memainkan peran penting sebagai penyedia infrastruktur tower bagi berbagai operator seluler. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemilihan metode peramalan yang akurat untuk mendukung efisiensi operasional dan pengambilan keputusan strategis dalam pembangunan tower. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan efektivitas lima metode peramalan, yaitu Static Method, Moving Average, Simple Exponential Smoothing (SES), Holt’s Model, dan Winter’s Model dalam memprediksi kebutuhan pembangunan tower di Mitratel. Data yang digunakan merupakan data historis penjualan tower tahun 2022 hingga 2024, yang terdiri dari empat kategori tower: 42M, 52M, 62M, dan 72M. Evaluasi akurasi peramalan dilakukan menggunakan tiga alat ukur, yaitu Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Deviation (MAD), dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kategori tower 42M, 62M, dan 72M, metode Simple Exponential Smoothing (SES) menghasilkan nilai MSE dan MAPE paling rendah, sedangkan nilai MAD paling optimal diperoleh dari Holt’s Model. Sementara itu, pada kategori tower 52M, metode SES secara konsisten unggul di ketiga alat ukur akurasi (MSE, MAD, dan MAPE), menjadikannya metode paling akurat dan relevan untuk peramalan kategori tower tersebut. Temuan ini memberikan rekomendasi praktis bagi Mitratel dalam memilih metode forecasting yang tepat untuk meningkatkan efisiensi operasional dan akurasi perencanaan kapasitas infrastruktur.
Kata Kunci: Forecasting, Static Methode, Moving Average, Simple Exponential Smoothing, Holt’s Model, Winter’s Model