Perbedaan generasi dalam keluarga sering kali menjadi sumber tantangan dalam komunikasi, terutama antara orang tua dari Generasi Y dan anak-anak dari Generasi Z yang tumbuh di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola komunikasi lintas generasi dalam keluarga yang tinggal di wilayah Bojongsoang, Kabupaten Bandung daerah dengan pertumbuhan penduduk pesat dan karakteristik usia yang beragam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, melibatkan 12 informan dari 4 keluarga inti (ayah, ibu, dan anak). Teori yang digunakan adalah Intergenerational Communication Theory dari Giles & Gasiorek, dengan fokus pada lima indikator: persepsi antargenerasi, overaccommodation, stereotip usia, identitas sosial, dan tujuan interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan persepsi, pengaruh teknologi, serta stereotip usia menjadi faktor utama munculnya kesenjangan komunikasi dalam keluarga. Namun, ditemukan pula strategi adaptasi seperti penyesuaian bahasa, pemanfaatan media digital bersama, dan pembentukan waktu komunikasi khusus untuk menjembatani perbedaan tersebut. Studi ini menekankan pentingnya kesadaran antar anggota keluarga dalam membangun komunikasi yang inklusif dan saling memahami, guna menciptakan keharmonisan dalam keluarga multigenerasi.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Lintas Generasi, Intergenerational Communication Theory