Desa Baros merupakan salah satu desa di Kabupaten Bandung yang memiliki
kekayaan budaya lokal serta potensi wisata yang diakui secara nasional, dibuktikan
dengan diraihnya penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Di balik prestasi tersebut, Desa
Baros menghadapi tantangan dalam pengelolaan pariwisata yang profesional dan
berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya
manusia, infrastruktur, pendokumentasian budaya, serta kurangnya media
informasi efektif yang mampu mengkomunikasikan potensi revitalisasi budaya
lokal kepada masyarakat dan pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan
merancang media informasi berupa zine sebagai solusi kreatif dan komunikatif
dalam menyampaikan potensi budaya lokal Desa Baros. Pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif dengan metode Participatory Learning and Action
(PLA). Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, kemudian dianalisis
menggunakan KJ Method dan Priority Quadrant untuk mengidentifikasi serta
memetakan potensi budaya desa. Hasil penelitian menemukan enam potensi budaya
dan subkultur utama yang memiliki nilai budaya tinggi, yaitu Wayang Golek,
Wayang Serok, Kendang, Kecapi, Reak Sunda, dan Angklung Buncis. Potensi ini
penting diangkat dalam strategi branding desa wisata. Melalui perancangan zine
yang bersifat eksploratif dan partisipatif, media ini diharapkan dapat membangun
pemahaman kolektif serta mendorong kolaborasi lintas aktor dalam proses
revitalisasi budaya. Zine menjadi sarana edukatif dan inklusif yang mendukung
pelestarian nilai-nilai budaya lokal dalam kerangka pengembangan desa wisata
berbasis komunitas.
Kata Kunci: Desa Baros, Zine, Revitalisasi Budaya