Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menghadapi wilayah dengan frekuensi bencana yang tinggi. Distribusi bantuan logistik merupakan aspek yang penting dalam penanggulangan bencana. Dalam menjalani tugasnya, BPBD Jawa Barat menghadapi hambatan yaitu keterbatasan sumber daya, tidak adanya sistem pemantauan risiko menyebabkan tingginya risiko keterlambatan proses distribusi bantuan logistik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pada proses distribusi bantuan logistik BPBD Provinsi Jawa Barat, merumuskan strategi, dan merancang sistem monitoring risiko sebagai solusi terhadap permaslaahan yang dialami BPBD Provinsi Jawa Barat.
Terdapat dua metodologi yang digunakan pada penelitian ini yaitu Supply Chain Operations Reference (SCOR) 12.0 Racetrack yang digunakan untuk memetakan proses rantai pasok dan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) yang digunakan untuk menganalisis penilaian risiko berdasarkan parameter severity, occurrence, dan detection. Analisis SWOT dengan tools metrik IFE dan EFE digunakan untuk merumuskan strategi mitigasi yang sesuai dengan kondisi BPBD Provinsi Jawa Barat.
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan terdapat 14 risiko dalam proses distribusi bantuan logistik, dengan diperoleh risiko tertinggi pada pada masing-masing proses plan, make, dan deliver, tepatnya yaitu ketidaksesuaian antara permintaan stok, keterlambatan persetujuan dokumen, dan keterbatasan armada distribusi. Prioritas strategi yang dirumuskan adalah perancangan sistem monitoring risiko yang mampu memitigasi risiko-risiko yang ada pada proses distribusi bantuan logistik BPBD Provinsi Jawa Barat. Rancangan diharapkan dapat memitigasi risiko dan mendukung pengambilan keputusan terhadap risiko yang terjadi.
Kata Kunci: Mitigasi Risiko, BPBD, SCOR 12.0 Racetrack, FMEA