Penerapan Artificial Intelegence (AI), khususnya chatbot, dalam aplikasi kuangan semakin meningkat, namun belum sepenuhnya diterima oleh seluruh pengguna terhadap fitur chatbot pada aplikasi Flip dengan menggunakan model gabungan Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB), serta menambahkan konstruk eksternal berupa kepercayaan (trust) dan risiko yang dirasakan (perceived risk). Data dikumpulkan melalui kuesioner online yang diisi oleh 467 responden, kemudian dianalisis menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil menunjukkan bahwa perceived usefullness (PU) berpengaruh signifikan terhadap Attitude (AT) dengan koefisien 0,234 dan p-value 0,000. Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh signifikan terhadap PU (koefisien 0,589; p=0,000) dan AT (koefisien 0,436; p=0,000). Subjective Norm (SN), Perceived Behavioral Control (PBC), dan Trust (TR) juga berpengaruh signifikan terhadap Intention to Use (IT), dengan masing masing koefisien 0,198 (p=0,000), 0,149 (p=0,001), dan 0,512 (p=0,003). Namun, Attitude (AT) tidak berpengaruh signifikan terhadap Intention (koefisien -0,005; p=0,946), dan Trust (TR) juga tidak menunjukan pengaruh yang signifikan (koefisien 0,145; p=0,064). Temuan ini menunjukan bahwa kepercayaan dan persepsi kegunaan lebih berperan penting dibandingkan sikap atau kepercayaan dalam mempengaruhi niat penggunaan chatbot AI pada aplikasi keuangan.
Kata kunci: AI, Aplikasi keuangan, Chatbot, Flip, TAM, TPB.