Kecurangan laporan keuangan merupakan permasalahan serius yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kepercayaan investor, kestabilan pasar modal, serta integritas sistem pelaporan keuangan perusahaan. Dalam konteks ini, karakteristik individu yang memimpin perusahaan, khususnya Chief Executive Officer (CEO), diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik CEO terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan perbankan Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2023. Karakteristik yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi usia CEO, gender, dan tingkat pendidikan terakhir. Indikasi kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan model F-Score yang dikembangkan oleh Dechow et al. (2011), dengan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan dan leverage.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan, laporan keuangan auditan, serta informasi profil CEO yang tersedia dalam laporan tata kelola perusahaan dan situs resmi perusahaan. Sampel penelitian ditentukan melalui teknik purposive sampling dan menghasilkan 75 data observasi dari 15 bank Swasta selama periode tujuh tahun. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS 26.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara simultan, karakteristik CEO berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Namun secara parsial, variabel usia, gender, dan pendidikan CEO tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktik manipulasi laporan keuangan. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun latar belakang CEO penting, namun pengaruhnya terhadap manipulasi laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan faktor tata kelola yang lebih luas. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis bagi pengembangan kajian perilaku manajerial dalam akuntansi forensik serta menjadi acuan bagi regulator dan pemangku kepentingan dalam memperkuat tata kelola perusahaan.