Dalam era digital yang semakin berkembang, perbankan menghadapi tantangan serius terkait serangan siber yang dapat mempengaruhi kepercayaan nasabah dan kinerja finansial. Peristiwa pembobolan data nasabah yang terjadi pada Bank BSI menjelaskan bahwa sistem keamanan siber yang dimiliki masih rentan untuk diretas. Biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan keamanan siber merupakan investasi penting yang harus dipertimbangkan oleh bank dalam rangka menjaga stabilitas dan pertumbuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh biaya keamanan siber terhadap kinerja keuangan bank BUMN di Indonesia, dengan kinerja inovasi produk sebagai variabel mediasi. Variabel pada penelitian ini meliputi biaya keamanan siber sebagai variabel bebas, kinerja keuangan sebagai variabel terikat, serta kinerja inovasi produk yang akan memediasi hubungan antara variabel bebas dan terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner terhadap karyawan bank BUMN, diantaranya Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling untuk memastikan responden memiliki relevansi dan pengetahuan terkait topik penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan SEM-PLS serta teknik regresi untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya keamanan siber berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja inovasi produk. Namun, kinerja inovasi produk berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan sehingga membuat kinerja inovasi produk memediasi secara negatif hubungan antara biaya keamanan siber dan kinerja keuangan perbankan pada bank BUMN di Indonesia.