Pertumbuhan jumlah investor di Jawa Barat, khususnya dari kalangan usia produktif, mencerminkan perubahan positif dalam persepsi masyarakat terhadap investasi. Namun, fenomena ini juga diiringi risiko meningkatnya keterpaparan terhadap skema investasi ilegal. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan masyarakat menggunakan mental shortcut akibat overload informasi, sehingga keputusan investasi kerap dipengaruhi oleh bias psikologis, khususnya bias heuristik berbasis pengakuan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh bias heuristik berbasis pengakuan terhadap pengambilan keputusan dan kinerja investasi, serta bagaimana peran mediasi dari anomali fundamental dan teknikal pada investor individu usia produktif di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode purposive sampling, melalui survei online yang disebarkan via Google Form. Analisis data dilakukan dengan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bias heuristik berbasis pengakuan (names fluency bias, names memorability, dan alphabetical order) berpengaruh signifikan terhadap keputusan dan kinerja investasi. Anomali fundamental dan teknikal terbukti memediasi hubungan tersebut, mengindikasikan bahwa pengambilan keputusan tanpa analisis mendalam dapat menyebabkan hasil investasi yang kurang optimal.
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi investor individu untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya analisis rasional. Selain itu, hasilnya dapat menjadi bahan evaluasi bagi regulator dan penyedia layanan investasi dalam menyusun program edukasi keuangan lebih adaptif dan responsif terhadap bias perilaku investor.