Di Indonesia, sistem perpajakan telah mengalami perubahan besar, beralih dari layanan yang terpisah menjadi layanan digital terintegrasi bernama Coretax, yang telah diterapkan sejak 1 Januari 2025. Coretax akan memenuhi berbagai kebutuhan Wajib Pajak, seperti pembayaran, pelaporan, dan memantau status Surat Tagihan Pajak serta Surat Konfirmasi atas Permintaan Penjelasan dari kantor pajak. Langkah ini menunjukkan keberanian Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital canggih di bidang perpajakan. Menurut Wildan (2022), digitalisasi menjadi keharusan dalam menghadapi perkembangan perpajakan tersebut, sehingga konsultan pajak yang merupakan mediator antara Wajib Pajak dan Pemerintah harus merespon perubahan tersebut secara positif dan beradaptasi. Hal ini diperlukan agar konsultan pajak tetap relevan di tengah gelombang perubahan dimana penggunaan teknologi seperti Robotic Process Automation (RPA) dan Artificial Intelligence (AI) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan yang diberikan kepada klien mereka. Perusahaan Konsultan Pajak yang terdaftar di Indonesia menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah teknologi, teknis, organisasi, klien, dan lingkungan mempengaruhi secara signifikan terhadap keinginan Perusahaan Konsultan Pajak untuk menerapkan Robotic Process Automation (RPA) dan Artificial Intelligence (AI) terkait jasa yang diberikan. Selain itu, tujuan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi apabila Perusahaan lain ingin menerapkan Robotic Process Automation (RPA) dan Artificial Intelligence (AI) tersebut, khususnya di Perusahaan jasa konsultan.
Metode penelitian adalah survei kuantitatif, dan data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner online pada skala 1 sampai 5 yang didistribusikan melalui media sosial, aplikasi WhatsApp, ataupun melalui linkedin. Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan penuh waktu dan memiliki berbagai jabatan akuntansi yang bekerja di perusahaan Konsultan Pajak di Indonesia dengan metode non-probability sampling dan teknik convenience sampling.
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis dengan Smart PLS untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Variabel dependen dari penelitian ini adalah Keinginan Perusahaan Konsultan untuk Menerapkan RPA dan AI. Sedangkan, variabel independen adalah teknologi, teknis, organisasi, klien, dan lingkungan serta subvariabel yang dijelaskan di dalam penelitian ini. Tahapan analisis data adalah uji validitas, uji reliabilitas, análisis outer model, análisis inner model, dan pengujian hipotesis.
Hasil yang diberikan tergantung dari kuesioner yang disebar dan uji yang dilakukan.
Kata kunci : Penerapan RPA dan AI, konsultan pajak, teknologi, teknis, organisasi, klien, dan lingkungan.