Pelabuhan memiliki fungsi strategis sebagai simpul utama dalam sistem logistik internasional, terutama dalam mendukung kelancaran arus barang dan memperkuat konektivitas perdagangan global. Dari perspektif praktis, model yang dikembangkan memberikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam merancang strategi peningkatan efisiensi tanpa ketergantungan pada ekspansiamanya adalah masih dominannya penerapan skema single cycle, yang mengakibatkan waktu kerja crane tidak optimal dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Berdasarkan hasil observasi awal, diketahui bahwa faktor rehandle berlebihan (48,3%) dan penggunaan single cycle (47,7%) menjadi kontributor utama keterlambatan. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi peningkatan kinerja operasional melalui pendekatan Double Cycle Assignment yang dikombinasikan dengan Algoritma Genetika. Strategi double cycle dirancang agar quay crane dapat melakukan aktivitas pembongkaran dan pemuatan dalam satu rangkaian kerja, sehingga meminimalkan waktu idle crane serta mengurangi pergerakan alat berat yang tidak produktif. Pendekatan ini dipilih karena mampu meningkatkan efisiensi tanpa harus menambah infrastruktur secara fisik, sehingga lebih ekonomis dan aplikatif dalam jangka pendek. Studi ini menggunakan kombinasi data primer dan sekunder yang diperoleh dari aktivitas bongkar muat di PT XYZ, termasuk pola rotasi crane, durasi siklus kerja, frekuensi rehandle, serta kondisi eksternal seperti gangguan cuaca. Data yang telah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam model simulasi berbasis Algoritma Genetika, yang dirancang untuk mengevaluasi berbagai kemungkinan kombinasi penugasan crane secara sistematis dan adaptif. Pemilihan algoritma tersebut didasarkan pada kemampuannya dalam menyelesaikan persoalan optimasi berskala besar dan kompleks, yang mencakup banyak parameter seperti urutan layanan kontainer, konfigurasi dermaga, dan distribusi sumber daya. Dengan mengandalkan mekanisme seleksi, mutasi, dan reproduksi solusi terbaik, model ini mampu menghasilkan pendekatan penjadwalan yang efisien dalam waktu pemrosesan yang relatif cepat.
Dari sisi fleksibilitas, pendekatan double cycle memiliki keunggulan dalam pengelolaan tata letak dermaga dan adaptasi terhadap dinamika operasional harian. Sementara itu, integrasi dengan Algoritma Genetika memberikan nilai tambah dalam merespons variasi ukuran kapal dan ketidakpastian jadwal kedatangan. Kombinasi kedua metode ini menciptakan solusi yang tidak hanya preskriptif, tetapi juga responsif terhadap perubahan lingkungan operasional. Secara akademik, penelitian ini memperkaya wacana mengenai pemanfaatan algoritma evolusioner dalam konteks optimasi logistik pelabuhan. Dari perspektif praktis, model yang dikembangkan memberikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam merancang strategi peningkatan efisiensi tanpa ketergantungan pada ekspansi infrastruktur.
Kata Kunci: Bongkar Muat Kontainer, Algoritma Genetika, Siklus Ganda, Efisiensi Operasional, Derek Dermaga.