Pengelolaan persediaan menjadi salah satu aspek yang penting dan juga krusial dalam manajemen rantai pasok. Persediaan yang tidak terkendali, khususnya dalam bentuk overstock, dapat menyebabkan peningkatan biaya penyimpanan, risiko barang kadaluarsa atau rusak, dan berkurangnya efisiensi ruang gudang. Adorable Project memiliki Gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan barang tertetak di Kota Cimahi yang mana saat ini masih sering terjadi permasalahan seperti penumpukan barang yang melebihi kapasitas dari inventory sebesar 58%. Hal ini disebabkan inbound dan outbound yang tidak seimbang yang dikarenakan pemesanan yang dilakukan belum tepat jumlah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukannya kebijakan persediaan yang tepat dan penulis mengusulkan penerapan Vendor Managed Inventory (VMI).Teknik VMI (Vendor Managed Inventory) terkenal sebagai taktik manajemen inventaris, kerjasama antara vendor dan pengecer, dan menyeimbangkan keuntungan anggota rantai pasokan dengan berbagi informasi. Keputusan penting dalam teknik VMI adalah menentukan kapan dan berapa banyak persediaan harus diisi ulang. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi biaya yang relevan yaitu biaya persediaan. VMI atau Vendor Managed Inventory adalah suatu praktik manajemen persediaan yang mana pihak supplier atau produsen akan bertanggung jawab dalam memaksimalkan persediaan yang dimiliki oleh distributor. Proses VMI melibatkan kerjasama antara pemasok dan pelanggan untuk mengelola persediaan dengan lebih efisien. Sistematika penyelesaian penelitian melibatkan studi literatur, identifikasi objek penelitian (Adorable Project), penggunaan model konseptual VMI, pengumpulan data primer dan sekunder, pengelompokan data, serta proses analisis dan perbaikan. Setelah diterapkan VMI terjadi pengurangan overstock yang signifikan, yang mana dari segi biaya persediaan juga menurun