Perkembangan teknologi digital di era modern telah memengaruhi pola pengelolaan keuangan individu, termasuk di kalangan Generasi Z yang dikenal adaptif terhadap layanan fintech. Bibit sebagai salah satu aplikasi investasi reksa dana di Indonesia menunjukkan pertumbuhan pengguna yang pesat, tetapi masih menghadapi tantangan terkait kemudahan akses, kualitas dukungan pelanggan, dan keamanan sistem. Permasalahan ini dapat memicu technostress dan memengaruhi niat pengguna untuk tetap berinvestasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana faktor-faktor eksternal technostress seperti Easy of Access, Customer Support, dan Security memengaruhi penerimaan aplikasi Bibit melalui pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Metode kuantitatif digunakan dengan menyebarkan kuesioner kepada 395 mahasiswa aktif di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Data diolah dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan R Programming dan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar hipotesis diterima dengan hubungan signifikan, seperti pengaruh Customer Support dan Security terhadap Attitude Toward Fintech, Subjective Norm, dan Perceived Behavioral Control. Namun, ditemukan beberapa pengaruh yang tidak signifikan, misalnya pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude Toward Fintech. Temuan ini mempertegas pentingnya peningkatan fitur aplikasi, layanan dukungan pelanggan yang responsif, dan perlindungan keamanan data agar Bibit semakin dipercaya oleh pengguna muda. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengembang Bibit dan pihak terkait dalam merumuskan strategi inovasi dan kebijakan untuk mendorong literasi serta inklusi keuangan digital di Indonesia.