Learning Management System (LMS) sangat penting untuk mengelola e-learning dan pelatihan karyawan. Namun, sebagian besar platform LMS internal sering kali memiliki tingkat kegunaan yang rendah, alur tugas yang tidak efisien, dan desain visual yang buruk. Penelitian ini menyajikan peraancangan ulang LMS yang disebut Platform Informasi dan Pengetahuan Digital (PIPD), yang diimplementasikan di sebuah perusahaan jasa keuangan yang disebut sebagai Perusahaan X. Perancangan ulang ini dipandu oleh metodologi Activity-Centered Design (ACD), yang berfokus pada perancangan sistem berdasarkan aktivitas pengguna daripada profil, sehingga sangat cocok untuk lingkungan kerja yang terstruktur. Proses perancangan ulang melibatkan dua iterasi: pertama, prototipe wireframe dengan low-fidelity yang membahas masalah tata letak dan navigasi, dan kedua, prototipe interaktif dengan high-fidelity yang berfokus pada kegunaan, estetika, dan branding. Usability dievaluasi dengan menggunakan System Usability Scale (SUS), Single Ease Question (SEQ), task completion rate, dan success rate. Sebelum perancangan ulang, skor SUS adalah 35 (Guru) dan 39,5 (Pelajar), yang menunjukkan usability buruk. Setelah dirancang ulang, skor meningkat secara signifikan menjadi 80 dan 91,5, dengan rata-rata SEQ melebihi 6,6 dan tingkat keberhasilan 100% dalam penyelesaian tugas. Akhirnya, prototipe interaktif diuji menggunakan skenario yang sama, diikuti dengan evaluasi SUS dan SEQ tambahan. Hasilnya menggambarkan bahwa ACD secara nyata meningkatkan kegunaan platform LMS tingkat perusahaan.