Hambatan komunikasi antara anak remaja awal dengan ayah yang memiliki aktivitas kerja urban sektor formal menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam konteks keluarga yang tinggal di Kota Depok dan bekerja di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika komunikasi dan hambatan yang terjalin dalam relasi tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teori sistem keluarga Murray Bowen sebagai landasan untuk melihat pola interaksi dan hambatan komunikasi dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antara ayah dan anak kerap berlangsung tidak langsung, minim afeksi, dan didominasi oleh peran pihak ketiga (ibu atau saudara), yang membentuk pola triangulasi dalam sistem keluarga. Hambatan komunikasi muncul akibat keterbatasan waktu, kelelahan fisik, serta tekanan kerja yang tinggi. Kondisi ini membuat proses komunikasi menjadi tidak terbuka, kaku, dan berjarak. Anak remaja awal merespons dengan sikap tertutup dan merasa kurang dimengerti secara emosional. Penelitian ini menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, langsung, dan konsisten antara ayah dan anak sebagai fondasi pembentukan kedekatan emosional, identitas diri, dan keseimbangan psikologis remaja dalam keluarga kerja urban.
Kata Kunci: komunikasi, remaja, ayah, hambatan, urban