Dinamika politik yang kompleks mendorong Partai XYZ untuk berinovasi melalui kepemimpinan demokratis dan penguatan budaya organisasi. Namun, fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa penerapannya belum optimal dan memerlukan pengembangan guna dapat meningkatkan kinerja kader.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gaya kepemimpinan demokratis, budaya organisasi, dan kinerja kader, serta menganalisis pengaruh keduanya terhadap kinerja kader, baik secara parsial maupun simultan.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dan kausalitas, dengan sampel sebanyak 307 kader dari total populasi 1.320 orang di tingkat DPW. Analisis data dilakukan menggunakan metode SEM-PLS melalui software SmartPLS 4.0. Hasil menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader (path coefficient = -0.004; P-value = 0.939).
Sebaliknya, budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kader (path coefficient = 0.835; P-value = 0.000). Serta, gaya kepemimpinan demokratis dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader (path coefficient = 0.537; P-value = 0.000).
Temuan ini menegaskan bahwa budaya organisasi berperan dominan dalam peningkatan kinerja kader, sementara gaya kepemimpinan demokratis membutuhkan penguatan agar lebih efektif dalam konteks organisasi politik.