Penelitian ini mengkaji KIDI IoT yaitu sebuah layanan pendidikan yang dikembangkan oleh PT Telkom Indonesia dengan tujuan menjembatani kesenjangan keterampilan antara lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kebutuhan industri pada era Revolusi Industri 4.0. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana layanan KIDI IoT mampu memenuhi kebutuhan pendidik dan peserta didik, serta mendukung pencapaian proposisi nilai yang diusung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan metode wawancara mendalam, serta menganalisis temuan melalui kerangka kerja Value Proposition Canvas (VPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman yang diterapkan dalam program ini secara signifikan mampu meningkatkan motivasi pengguna serta menciptakan lingkungan belajar yang praktis dan relevan dengan kebutuhan industri.
Layanan KIDI IoT terbukti berhasil memberikan manfaat yang sesuai dengan harapan pelanggan. Namun demikian, ditemukan beberapa pain point yang belum sepenuhnya teratasi, khususnya terkait keterbatasan durasi pelatihan offline selama dua hari yang dianggap tidak cukup untuk membantu peserta menguasai materi maupun membangun kepercayaan diri dalam bekerja secara mandiri. Ketidaksesuaian ini menimbulkan kesenjangan antara ekspektasi dan pengalaman pengguna.
Secara umum, proposisi nilai KIDI IoT dinilai kuat dan relevan. Meskipun demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa diperlukan perbaikan dalam implementasi program, terutama melalui peningkatan pelatihan guru yang lebih terspesialisasi serta perpanjangan durasi pelatihan, guna memastikan dampak pembelajaran yang berkelanjutan dan peningkatan keterampilan yang lebih optimal.
Kata Kunci: Internet of Things (IoT), Pendidikan Kejuruan, Kanvas Proposisi Nilai, Validasi Produk, Teknologi Pendidikan, Kesenjangan Keterampilan, Pembelajaran Berbasis Proyek.