Pada era digital, teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, termasuk dalam transaksi keuangan. Inovasi seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) hadir untuk memudahkan individu dalam bertransaksi secara cepat dan efisien. Meski penggunaannya meningkat, masih ada hambatan seperti keterbatasan pemahaman teknologi, akses internet yang tidak merata, serta resistensi dari individu yang belum terbiasa dengan pembayaran non-tunai.
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi niat dan perilaku penggunaan QRIS menggunakan model Modified UTAUT2, dengan mempertimbangkan moderasi usia dan gender. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan PLS-SEM melalui SmartPLS, berdasarkan data kuesioner skala Likert 5 poin.
Hasil menunjukkan bahwa hedonic motivation, trust, dan habit berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention, sementara performance expectancy dan social influence tidak. Facilitating conditions berpengaruh terhadap behavioral intention dan use behavior. Selain itu, habit dan behavioral intention juga berpengaruh terhadap use behavior. Namun, efek moderasi usia dan gender tidak signifikan.
Penelitian ini memberikan kontribusi empiris terkait faktor utama adopsi QRIS dan menunjukkan bahwa penggunaannya relatif merata lintas kelompok usia dan gender. Saran praktis meliputi peningkatan literasi digital, perbaikan infrastruktur teknologi, serta promosi berbasis manfaat nyata guna mendorong adopsi QRIS secara lebih luas.
Kata Kunci: QRIS, UTAUT2, niat perilaku, perilaku penggunaan, moderasi usia, moderasi gender, adopsi teknologi.