Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia, bahkan sejak tahun 2009 batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Batik tidak hanya menjadi bagian dari identitas budaya, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena banyak diminati baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun ditengah tingginya minat terhadap batik, sebagian besar penjual batik di Indonesia masih memasarkan produknya secara konvesional, yaitu melalui toko-toko tradisional, butik, atau pameran-pameran tertentu, sehingga jangkauan pasarnya masih terbatas.
Pekalongan, Cirerbon, Yogyakarta dan Solo merupakan daerah penghasil batik terkenal di Indonesia. Selain itu, terdapat daerah-daerah lain di Jawa Tengah yang juga berkontribusi dalam produksi batik dan perdagangan batik, salah satunya adalah Klaten. Terletak secara strategis di antara dua kota besar, yaitu Yogyakarta dan Surakarta (Solo), Klaten menjadi salah satu wilayah yang turut mengembangkan usaha produksi dan penjualan batik. Salah satu UMKM yang bergerak di bidang ini adalah Toko Unyil Klaten yang berlokasi di Sumberjo, Kajen, Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Namun, dalam menjalankan usahanya, Toko Unyil Klaten masih mengandalkan penjualan secara langsung di toko fisik dan promosi dari mulut ke mulut, sehingga belum mampu menjangkau konsumen yang lebih luas, terutama dari luar daerah.
Berdasarkan hasil survey e-commerce 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp1.100,87 triliun pada tahun 2023. Nilai ini meningkat sebesar 40% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp783 triliun. Angka tersebut menunjukkan perubahan perilaku konsumen yang kini lebih memilih belanja online karena lebih mudah, fleksibel, dan banyak pilihan. Namun, Toko Unyil Klaten belum memiliki platform e-commerce sendiri untuk menjangkau pasar yang lebih luas.