Fenomena yang terjadi di kalangan Gen Z saat ini adalah meningkatnya pembelian pakaian yang tidak lagi didasari oleh kebutuhan, melainkan keinginan semata. Hal ini dipengaruhi oleh paparan konten di media sosial yang menampilkan tren fashion terkini, sehingga menciptakan dorongan untuk terus mengikuti gaya berpakaian yang sedang viral. Permasalahan utama dari fenomena ini adalah munculnya sifat konsumtif dan meningkatnya limbah pakaian karena pakaian yang dibeli belum tentu dibutuhkan dan pada akhirnya tidak terpakai secara optimal. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi sifat konsumtif tersebut dengan memberikan solusi yang relevan bagi Gen Z, yaitu melalui kegiatan memadu padankan pakaian yang telah dimiliki. Pendekatan ini dipilih karena lebih sustainable serta mendorong audiens untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan pakaian yang ada tanpa harus terus membeli yang baru. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, melalui pengumpulan data observasi, wawancara, dan kuesioner untuk memahami pola konsumsi pakaian dan kebiasaan berbelanja. Hasil dari kampanye ini diwujudkan dalam berbagai media komunikasi visual. Media utama yang digunakan adalah YouTube Ads dan ambient media yang bersifat interaktif, sedangkan media pendukung meliputi billboard, spanduk, poster, floor sticker, x-banner, wobbler, merchandise, media sosial (Instagram, TikTok, Twitter), Google Ads, transit advertising, Spotify Ads, dan brosur. Manfaat dari kampanye ini adalah meningkatnya kesadaran audiens akan pentingnya konsumsi pakaian yang bijak, menurunnya dorongan belanja impulsif, serta tumbuhnya kebiasaan memadu padankan pakaian yang sudah dimiliki. Hal ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membentuk perilaku yang lebih berkelanjutan dalam berbusana.
Kata kunci: Perancangan, konsumtif, pakaian, mix and match, sustainable