ABSTRAK
Kebutuhan akan akses jarak jauh yang aman terhadap layanan dan data pribadi mendorong
penggunaan solusi seperti reverse proxy dan Virtual Private Network (VPN) dalam pengelolaan
home server. Penelitian ini menganalisis kinerja dua web server populer, NGINX dan Apache,
sebagai reverse proxy yang diintegrasikan dengan OpenVPN untuk akses home server, dengan fokus
pada performa di lingkungan terbatas seperti Virtual Private Server (VPS) dan Raspberry Pi. Empat
skenario pengujian dirancang untuk mengukur dan membandingkan response time, latency, serta
konsumsi CPU dan RAM: NGINX dan Apache sebagai reverse proxy dengan OpenVPN, serta direct
access tanpa reverse proxy pada masing-masing platform. Pengukuran dilakukan menggunakan curl,
ping, top, dan free untuk mendapatkan data empiris yang valid. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
Apache reverse proxy dengan OpenVPN menghasilkan response time tercepat (0,1062 detik) namun
dengan konsumsi CPU lebih tinggi (6,1%), sedangkan NGINX reverse proxy menawarkan efisiensi
penggunaan resource (CPU 3,1%, RAM 8,3%) dengan response time yang konsisten. Skenario
direct access mengindikasikan trade-off antara efisiensi dan stabilitas akses. Temuan ini
memberikan rekomendasi empiris terkait pemilihan reverse proxy optimal pada lingkungan home
server berbasis VPN, serta menjadi referensi praktis bagi administrator jaringan dalam
mengonfigurasi dan mengoptimalkan infrastruktur akses jarak jauh yang efisien dan aman.