Penjualan produk perawatan kulit di Indonesia yang terus meningkat, menunjukkan semakin tingginya minat negara ini terhadap produk kecantikan dan perawatan pribadi. Dalam dunia bisnis yang kompeititif seperti ini, pentingnya dilakukan analisa terhadap minat beli untuk membantu pemasar memprediksi produk apa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh social media usage dan e-WOM terhadap purchase intentionmelalui brand equity, dengan fokus pada salah satu merek skincare yakni Skintific di Indonesia. Adapun tujuan lain dari penelitian ini ialah untuk memahami perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Skintific melalui social media Tiktok di Indonesia.
Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling, sejumlah 411 responden. Metode analisis data selanjutnya dilakukan menggunakan SmartPLS versi 4.1.0.9.
Hasil penelitian menunjukan bahwa social media usage dan e-WOM sama-sama meningkatkan brand equity. Selain memiliki pengaruh positif terhadap purchase intention, brand equity juga bertindak sebagai mediator antara kedua variabel tersebut. Studi ini memberikan kontribusi pada literatur pemasaran digital dengan menjelaskan mekanisme bagaimana brand equity memengaruhi niat konsumen dalam industri beauty and personal care. Selain itu, studi ini juga meningkatkan wawasan praktis bagi para pemasar yang ingin memaksimalkan nilai merek dan perilaku pembelian konsumen melalui media sosial.
Dari hasil penelitian, diharapkan Skintific dapat lebih memperhatikan variabel Social Media Usage dan Brand Equity, terutama pada interaksi yang dilakukan oleh konsumen di Tiktok. Interaksi konsumen yang masih rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan fitur polling, Q&A, live chat secara rutin, dan membalas komentar audiens.
Keywords : Brand equity, electronic word-of-mouth, Skintific, TikTok, purchase intention